Pengamat Intelijen Ridlwan Habib turut memberikan pendapatnya mengenai aksi penolakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang terjadi beberapa waktu lalu di beberapa kota, khususnya mengenai kabar rencana aksi tolak PPKM yang akan dilaksanakan di Jakarta. Ridlwan mengatakan bahwa berkumpul pada masa pandemi saat ini secara teori akademik medis kemungkinan akan menimbulkan cluster Covid-19.
“Pada saat ini situasi Covid-19 dengan varian delta yang berbahaya ini bisa membahayakan keamanan pendemo ataupun masyarakat sekitar,” dalam keterangan Ridlwan, Sabtu (24/7/21).
Ridlwan Hahib yang juga merupakan Direktur The Indonesia Intelligence Institute berharap aparat kepolisian bersikap tegas dan membubarkan aksi demonstrasi di masa PPKM. “Kalau mereka melawan petugas, tangkap dan proses hukum. Polisi jangan takut dituduh melanggar HAM karena justru sedang melindungi HAM masyarakat lain yang lebih besar,” ucapnya.
Ridlwan melihat dalam aksi demo itu juga terjadi adanya narasi provokatif. Di mana narasi itu dinilai menyimpang dari agenda aksi tersebut dengan menyisipkan arahan agar tidak percaya kepada pemerintah.
Pasalnya Ridlwan mengungkapkan bahwa telah banyak beredar di media sosial narasi provokatif tersebut baik di Instagram maupun di media sosial lain.
“Selain masalah keamanan dan kesehatan, Adanya narasi provokatif agar mengarah kepada ketidak percayaan kepada pemerintah bahkan mengarah agar Presiden Jokowi mengundurkan diri,” jelasnya.
Ridlwan menilai aksi demo yang direncanakan tampak adanya keinginan agar kerusuhan atau kericuhan terjadi, sehingga dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
“Dalam konslidasi-konsolidasi mereka di media sosial tampak adanya keinginan terjadinya kerusuhan atau kericuhan serta kekacauan ekonomi itu muncul,” ucapnya.
Ridlwan menyayangkan atas terjadinya atau adanya rencana aksi turun ke jalan pada masa pandemi saat ini.
Ia mengatakan yang dibutuhkan saat ini adalah solidaritas dan saling bahu membahu antar berbagai macam elemen bangsa.
“Saat ini semua sedang mengalami masa sulit, baik itu dari segi medis, kesehatan ataupu perekonomian. Yang kita butuhkan saat ini adalah solidaritas, saling bahu-membahu baik itu dari kalangan partai politik maupun dari kalangan organisasi mahasiswa,” jelasnya. (*/cr2)
Sumber: aceh.siberindo.co