oleh

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Salurkan Bantuan 25 Ton Beras kepada Masyarakat Miskin di Jatim

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur menyalurkan bantuan 25 ton beras untuk Masyarkat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau miskin di Jatim.

“Penyaluran bantuan beras ini merupakan rangkaian kegiatan HIPMI Pusat dengan HIPMI Daerah untuk membantu pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan masyarakat miskin di masa pandemi,” kata Ketua Umum HIPMI Jatim Rois Sunandar Maming usai penyerahan bantuan dan diterima langsung oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Minggu (12/9/2021).

Baca Juga  Negeri Sakura Hibah Sarpras Polindes di Magetan

Selain bantuan pangan, lanjut Rois, HIPMI Jatim bersama HIPMI Pusat juga telah melaksanakan vaksinasi di beberapa wilayah di Jatim seperti di Gresik 15.000 dosis vaksin, Bangkalan 1.000 dosis vaksin, Probolinggo 500 dosis dan Banyuwangi 500 dosis.

“Kami juga akan menggelar vaksinasi di Bandara Juanda akhir September sebanyak 5.000 dosis vaksin. Kenapa kami memilih Juanda, karena Juanda adalah pintu masuk perekonomian Jatim dan di sana ada banyak teman-teman pekerja yang kesulitan mendapatkan vaksin karena persyaratan vaksin yang memberatkan mereka,” ujarnya.

Baca Juga  Sentra Vaksinasi UID/Gajah Tunggal Group di Berbagai Provinsi, Diawali di Kompleks Gajah Tunggal

Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi bantuan beras yang diberikan HIPMI Jatim dan akan disalurkan dengan sebenar-benarnya.

“Saya ucapkan terimakasih, ini adalah bagian dari solidaritas sosial yang dilakukan HIPMI untuk menyapa masyarakat Jatim,” ungkapnya.

Ia berharap, dengan adanya bantuan ini maka tingkat kemiskinan di Jatim bisa diminimalisir. Sementara jumlah masyarakat miskin di Jatim pada semester I/2021 tercatat mengalami penurunan, utamanya di pedesaan turun sebesar 33.246 jiwa, tetapi di perkotaan naik 20.000 jiwa.

Baca Juga  Satgas Covid-19 Kota Bogor Sebar 263 Tracer ke 25 Puskesmas

“Semua akan berubah dengan adanya bantalan sosial. Artinya kedalaman dan keparahan itu menipis, kalau mereka diberi bantalan-bantalan sosial seperti ini kemungkinan yang parah dan yang dalam akan makin mendekati garis kemiskinan. Kalau makin mendekati, dikasih intervensi sedikitnya saja, maka mereka akan masuk pada kategori tidak miskin,” tutur Khofifah.(*/cr2)

Sumber: banten.siberindo.co

News Feed