Site icon SIN Sumsel

Bima Arya memprediksi status PPKM Kota Bogor akan naik ke level 3.

SP/Ruht SeBima Arya Sugiarto. (Foto: SP/Ruht Semiono)miono Survei dan Diskusi Indo Barometer - Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra Habiburokhman (kiri), Politisi PDIP Rokhmin Dahuri (kedua kiri), Anggota DPR Fraksi PKS Ledia Hanifa Amaliah (ketiga kanan), Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto (kedua kanan) dan Direktur Indo Barometer M. Qodari pada acara presentasi dan diskusi hasil survei nasional Indo Barometer di Jakarta, Minggu (16/2/2020). Dalam rilisnya, masyarakat menilai 100 hari kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin mengaku puas sebesar 70,1 persen sedangkan yang tidak puas 27,4 persen jika dibandingkan pada Maret 2015 dimana masyarakat memiliki tingkat kepuasan sebesar 57,5 persen dan tidak puas sebesar 37,5 persen.

Bogor -Wali Kota Bogor Bima Arya meyakini penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Bogor dan Jabodetabek lainnya akan meningkat ke level 3.

Kemungkinan itu berkaca dari penambahan kasus Covid-19 yang terus terjadi di wilayah aglomerasi Jabodetabek saat ini.

“Kemungkinan besar ada indikasi aglomerasi (Jabodetabek) akan jadi level 3. Tapi kami masih menunggu, karena hari ini juga akan ada rakor langsung dengan Presiden Jokowi,” kata Bima Arya usai meninjau RSUD Kota Bogor, Senin (7/2/2022).

Untuk penambahan kasus Covid-19 di Kota Bogor sendiri, Bima Arya memaparkan, dua hari yang lalu wilayahnya mencatatkan angka yang sangat tinggi, yakni mencapai 741 kasus baru positif Covid-19. Jumlah ini mendekati angka puncak saat varian Delta menyebar di Kota Bogor pada pertengahan 2021.

Untuk itu, Bima Arya memperkirakan ada kemungkinan penambahan kasus di wilayah Kota Bogor akan melewati angka puncak dari varian Delta.

“Diperkirakan kita akan terus naik melewati angka Delta itu. Oleh karena itu kita pastikan kesiapan tempat tidur di Rumah Sakit (RS),” ucap Bima Arya.

“Kami juga sudah perintahkan seluruh RS untuk melakukan konversi dari umum menjadi layanan Covid-19. Kami sudah mengunjungi dua RS secara keseluruhan, kami lihat sudah di konversi baik itu di RS Hermina maupun RSUD,” sambungnya.

Kemudian, dilanjutkan Bima Arya, kedatangannya bersama Muspida Kota Bogor ke sejumlah RS yang menangani Covid-19 ini juga sesuai instruksi dari Presiden, dan Menkes, bahwa yang dirawat hanyalah pasien dengan gejala sedang dan berat.

“Jadi tidak boleh ringan itu di rawat, ini untuk memastikan prioritas kami bagi warga yang harus di dahulukan,” imbuh Bima Arya.

“Dan kami cek juga di dua RS ini serta di seluruh RS memang telah mentaati itu, artinya hanya pasien yang gejalanya sedang dan berat saja (yang di rawat),” lanjutnya.

“Kami lihat di ICU juga kondisinya hanya yang berat, sebagian besar karena komorbid dan lansia dan ada angka-angka yang saya kira penting yaitu sebagian besar yang dirawat karena belum divaksin,” ungkap Bima Arya.

Soal pasien Covid-19 yang tidak dirawat di RS, Bima Arya mengatakan mereka pun harus tetap diperhatikan. Untuk itu, Bima Arya meminta agar Satgas Covid-19 di wilayah dapat diaktivasi kembali, baik itu RW Siaga, Puskesmas hingga Babinsa dan Babinkamtibmas.

“Satgas wilayah kita aktivasi kembali untuk melakukan monitoring dan juga sosialisasi atas penggunaan dari telemedicine yang bisa digunakan untuk memonitoring warga,” katanya.(*/cr2)

Exit mobile version