Site icon SIN Sumsel

Awas, Bahaya Longsor di Kota Bogor

Garis polisi ditempatkan di jembatan yang rusak setelah hujan lebat dan mengakibatkan tanah longsor di Bogor, Jawa Barat pada 28 April 2019. (Foto: AFP)

Bogor – Warga Kota Bogor dihimbau untuk waspada menjelang puncak musim hujan pada awal tahun 2022 mendatang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor melaporkan bahwa pada November 2021, Kota Bogor dilanda 79 bencana dan longsor sehingga mengakibatkan 40 kecelakaan.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan, dari 79 kejadian bencana, 40 bencana di antaranya merupakan kejadian tanah longsor. Termasuk juga kejadian tanah ambles, dilansir beritasatu.com.

“Di bulan Desember ini intensitas hujan kembali cukup tinggi, berdampak sering terjadinya tanah longsor. Berbeda dengan kejadian banjir yang hanya terjadi sesaat saja,” papar Theo, Rabu (8/12/2021).

Berkaca pada tahun sebelumnya, saat penghujung tahun ini memang potensi bencana yang ada sangat luar biasa, apalagi di situasi geometerologi yang saat ini curah hujan mulai mengalami intensitas tinggi.

Theo menjelaskan, insiden paling banyak kedua setelah tanah longsor yakni kejadian pohon tumbang. Selama sebulan, sekitar 13 pohon tumbang akibat dampak dari cuaca hujan deras disertai angin kencang, yang melanda wilayah Kota Bogor.

Sementara itu, ada 12 kejadian bangunan roboh, tiga kejadian kebakaran, serta 6 kejadian lain.

Selama bencana November, sebanyak 175 jiwa dari 102 kepala keluarga (KK) terdampak bencana dan 2 di antaranya, mengalami luka ringan.

“83 rumah warga juga terdampak. Ada 20 rumah rusak berat, sedangkan sisanya rusak sedang sebanyak 4 rumah dan rusak ringan pada 59 rumah,” ujar Theo.

Untuk itu, diharapkan warga bisa melakukan pengamatan dan evaluasi di wilayahnya masing-masing akan potensi bahaya yang terjadi.

“Kita harapkan warga bisa melakukan antisipasi dini akan bencana yang terjadi di wilayahnya masing-masing,” tambah Theo.

Kata Theo, untuk warga yang tinggal di pinggiran bantar kali, mereka bisa mengantisipasi dini ketika saat hujan melanda dengan intensitas tinggi di atas setengah hingga satu jam lebih.

Sebab, wilayah ini biasanya berpotensi luar biasa terjadi bencana banjir karena memang kondisinya berada di posisi-posisi rawan.

Pada prinsipnya, ditambahkan Theo, dalam cuaca dengan intensitas hujan tinggi seperti saat ini, masyarakat harus sadar akan potensi bencana yang terjadi.

“Kita minta kesadaran masyarakat akan pengurangan rasio bencana atau menghindari jatuhnya korban jiwa dimana pun masyarakat berada,” tandasnya.(*/cr2)

Exit mobile version