oleh

36 Mahasiswa Unja Lakukan Implementasi Ilmu untuk Berdayakan Suku Anak Dalam

Sebanyak 36 mahasiswa Universitas Jambi (Unja) melakukan implementasi ilmunya untuk memberdayakan suku anak dalam (SAD) di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Jambi.

Kegiatan berdurasi sekitar 2,5 bulan di permukiman SAD ini menjadi implementasi dari Program Matching Fund yang digagas Universitas Jambi dengan menggandeng PT Sari Aditya Loka (Group Astra Agro Lestari Tbk).

“Program ini merupakan bagian dari skema implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dikembangkan oleh Universitas Jambi,” kata Rektor Universitas Jambi, Sutrisno dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/10/2021).

Sutrisno menjelaskan Program Matching Fund ini merupakan bentuk akomodasi sinergi antara dunia usaha, industri, dan institusi perguruan tinggi. Untuk tema besar yang diusung pada program kali ini adalah “Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Taman Nasional Bukit Duabelas yang Terintegrasi dan Berkelanjutan”.

Baca Juga  Muba-Jambi Bersinergi Mencegah Karhutla Di Perbatasan

“Kami ingin menunjukkan pentingnya Universitas Jambi dalam membuka ruang belajar di luar kampus kepada para mahasiswa agar mereka bisa mendapatkan pengalaman berharga yang bermanfaat,” katanya.

Ketua Tim Matching Fund Unja, Fuad Muchlis menjelaskan dalam program ini pihaknya melibatkan partisipasi banyak pihak, mulai dari mahasiswa, komunitas SAD, warga desa penyangga Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), dan Balai TNBD.

“Program ini merupakan bagian dari skema implementasi MBKM yang dikembangkan oleh Unja. Artinya berbagai aktivitas yang dilakoni mahasiswa selama di lapangan bisa direkognisi menjadi kegiatan akademik hingga 20 SKS, baik mata kuliah tertentu yang relevan, KKN tematik, hingga tugas akhir skripsi,” tuturnya.

Baca Juga  Kementerian ATR/BPN bersama Pemkot Bandung Gelar Pelatihan Administrasi Pertanahan Pemerintah Kelurahan

Fuad menjelaskan program ini terdiri dari tiga topik utama. Pertama, upaya pemberdayaan ekonomi antara lain meliputi kegiatan inventarisasi dan pengolahan tanaman obat di TNBD, serta budidaya melalui pembuatan demplot tanaman endemik dan kehutanan.

Kedua, kata dia, pemberdayaan pendidikan, terkait pengembangan kurikulum dan modul pembelajaran SAD, penyusunan draft kebijakan model pendidikan SAD.

Baca Juga  BMKG: Wilayah DKI Jakarta Akan Cerah Berawan Hingga Hujan Ringan

Ketiga adalah pemberdayaan sosial. “Di sini meliputi pengintegrasian sistem sosial SAD dengan pemerintahan desa setempat, fasilitasi registrasi kependudukan bagi SAD, dan membangun kesadaran hukum bagi SAD,” jelas Fuad.

Fuad juga menjelaskan kegiatan yang didukung penuh oleh Dirjen Dikti Kemendikbudristek melibatkan 36 orang mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu (Prodi) di Unja, serta seorang mahasiswa dari Polbangtan Bogor. Kegiatan ini akan berlangsung hingga Desember 2021.

“Keberadaan mahasiswa di tengah-tengah SAD diharapkan dapat berkontribusi dan mengambil peran dalam upaya percepatan perubahan sosial SAD,” kata Fuad. (*/cr2)

Sumber: beritasatu.com

News Feed